Redea Institute Selenggarakan Konferensi Internasional ke-15: Gagas Ulang Pendidikan di Era Digital
![]() |
| Redea Institute Selenggarakan Konferensi Internasional |
JAKARTA - Redea Institute (sebelumnya HighScope Indonesia Institute) menggelar Konferensi Tahunan ke-15 sebagai wujud komitmen teguh lembaga tersebut dalam membina pertumbuhan profesional dan kolaborasi antar pendidik. Dengan pengalaman selama 29 tahun dalam menjaga kualitas pendidikan, Redea Institute meyakini bahwa kualitas guru adalah komponen krusial bagi keberhasilan siswa. Oleh karena itu, sejak tahun 1996, Redea Institute secara berkelanjutan mengembangkan program pelatihan profesional bagi guru, administrator, dan staf pendidikan.
Mengambil tema sentral “Menggagas Ulang Pendidikan di Era Digital”, konferensi internasional ini dirancang untuk menjawab tantangan global yang kian kompleks.
Acara yang berlangsung pada 2 Oktober 2025 ini menghadirkan serangkaian seminar dan lokakarya bagi guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dari Indonesia maupun mancanegara. Konferensi ini menjadi wadah untuk bertukar ide dan terlibat dalam pembelajaran berkelanjutan.
Fokus Isu di Era Digital
Melalui tema tahun ini, Redea Institute menyoroti berbagai isu krusial, di antaranya peran Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence - AI) di ruang kelas, kesetaraan digital, pembelajaran berbasis data, model pembelajaran hibrida dan personal, suara siswa, kepemimpinan yang etis, dan kesejahteraan dalam konteks digital.
Inti dari Konferensi Internasional Redea 2025 adalah keyakinan bahwa transformasi pendidikan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi lintas disiplin, lintas generasi, dan lintas batas geografis.
Konferensi ini menghadirkan pembicara utama terkemuka, di antaranya Dr. John T. Almarode, penulis buku Teacher Clarity dan How Learning Works: A Playbook. Turut hadir pula pakar pendidikan ternama lainnya, seperti Kenneth Shelton—pakar teknologi pendidikan dan Apple Distinguished Educator—serta Bryan Goodwin—penulis buku pendidikan sekaligus CEO McREL International. Wawasan dan pengalaman para pembicara diharapkan mampu menginspirasi peserta untuk memikirkan kembali substansi, cara, alasan, dan kepada siapa pendidikan diajarkan di era digital.
Peran Guru Tidak Tergantikan
Dalam pidato pembukaan konferensi, Antarina S.F Amir, Pendiri dan CEO Redea Institute, menegaskan komitmen lembaga yang dipimpinnya. “Sebagai lembaga yang berfokus pada riset dan pengembangan untuk kemajuan, kami memegang teguh satu komitmen: untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Kami terus berkolaborasi dengan para pakar pendidikan ternama bertaraf internasional,” ujarnya. Ia berharap acara ini dapat menginspirasi para pendidik untuk terus belajar, mengajar, dan berinovasi dengan kebijaksanaan, integritas, dan ketulusan hati.
Menanggapi perkembangan AI yang pesat, Dr. John Almarode menyampaikan pandangannya. "Sebagai pendidik, kita harus mengakui bahwa para siswa dan rekan kerja kita kini menghadapi lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang pernah kita alami,” kata Almarode. Ia menekankan bahwa teknologi generatif AI sehebat apa pun perkembangannya, hanyalah alat bantu. “Dari pandemi Covid-19, kita belajar satu hal penting: peran guru tidak dapat digantikan. Teknologi mungkin berubah, tetapi guru yang hebat akan selalu bertahan.”
Konferensi Internasional ini juga menampilkan sesi Learning Heroes, yaitu sesi berbagi pengalaman oleh guru-guru terpilih dari sekolah-sekolah jaringan Redea Institute. Para guru dari jenjang PAUD hingga SMA berbagi strategi mengajar dan wawasan mereka kepada sesama pendidik, menegaskan peran Redea Institute yang konsisten meningkatkan kompetensi guru dalam menyediakan pengalaman belajar yang bermakna dan terkini.

Posting Komentar