KOOD Depok Usulkan Lebaran Depok Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
TRIBUNPASUNDAN.COM - Kumpulan Orang-orang Depok (KOOD) melalui ketuanya, Ahmad Dahlan, telah mengajukan usulan agar tradisi Lebaran Depok diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia. Langkah ini diambil sebagai upaya pelestarian dan pengakuan terhadap kekayaan budaya Kota Depok yang beragam.
Latar Belakang Pengusulan Lebaran Depok
Usulan ini bermula dari permintaan yang diterima oleh KOOD untuk mengidentifikasi dan mengusulkan tradisi khas Depok agar dapat didaftarkan sebagai WBTB. Permintaan tersebut muncul setelah Ahmad Dahlan menghadiri forum budaya di tingkat Provinsi Jawa Barat dan juga di kementerian terkait. Dengan dukungan dari masyarakat budaya Depok, KOOD kemudian menetapkan Lebaran Depok sebagai fokus utama pengajuan.
Pernyataan Ketua KOOD
“Kita mengusulkan Lebaran Depok sebagai WBTB tambahan di Kota Depok. Mudah-mudahan bisa dibantu juga oleh Disporyata,” ujar Ahmad Dahlan saat menghadiri perayaan Ulang Tahun ke-25 KOOD di Depok Open Space (DOS) pada Sabtu, 28 September 2025. Pernyataan ini menegaskan komitmen KOOD dalam melestarikan budaya Depok.
Warisan Budaya Depok yang Sudah Diakui
Kota Depok telah memiliki beberapa warisan budaya yang telah diakui secara nasional dan provinsi. Gong Sibolong dan Tari Topeng Cisalak telah tercatat di tingkat nasional sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Selain itu, di tingkat Provinsi Jawa Barat, tradisi Rebut Dandang juga telah mendapatkan pengakuan. Hal ini menunjukkan bahwa Depok memiliki potensi besar dalam bidang budaya.
Alasan Lebaran Depok Layak Jadi WBTB
Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa Lebaran Depok memiliki muatan budaya yang sangat kaya. "Lebaran Depok ini syarat sekali dengan muatan budaya. Makanya saya sampaikan langsung ke Menteri Kebudayaan agar bisa diusulkan menjadi WBTB milik Depok," jelasnya. Lebaran Depok dinilai layak menjadi WBTB karena tradisi ini melibatkan berbagai aspek budaya dan memiliki nilai-nilai penting bagi masyarakat.
Peran Lebaran Depok dalam Kerukunan
Lebaran Depok tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi perekat kerukunan antarwarga. Dalam perayaan Lebaran Depok, seluruh suku yang ada di Depok turut berpartisipasi dan ditampilkan. Mulai dari suku Bali, Minang, Aceh, hingga suku-suku lainnya, semuanya bersatu dalam perayaan tersebut.
Keragaman Suku di Depok
Menurut informasi dari Kesbangpol, di Depok terdapat sekitar 30 suku yang tinggal. Hal ini menunjukkan betapa beragamnya masyarakat Depok. Melalui budaya dan tradisi, masyarakat dapat hidup berdampingan dengan rukun. "Alhamdulillah, lewat budaya dan tradisi, kita bisa duduk bareng, rukun. Contohnya di Lebaran Depok kemarin, semua suku ditampilkan dan Pak Wali sangat mendukung. Itu luar biasa," pungkas Baba Dahlan.
Harapan ke Depan
Dengan diusulkannya Lebaran Depok sebagai WBTB, KOOD berharap agar organisasi mereka semakin dikenal luas dan budaya Depok semakin terangkat. Pengakuan ini diharapkan dapat mendorong pelestarian budaya serta memperkuat identitas Kota Depok sebagai kota yang kaya akan warisan budaya.**
Posting Komentar